BLOGGALAUERS

wahai kaum hawa follow instagram gue :@yokoohel siapa tau kita jodoh :D

LATEST POSTS

Thursday, August 14, 2014

Merelakan Cinta Demi Sahabat


Merelakan Cinta Demi Sahabat

Kisah dua orang sahabat yang ingin slalu bersama tetapi takdir berkata lain. Mereka adalah Helmi dan Ivan. Helmi sudah menganggap Ivan sebagai saudaranya sendiri, begitu juga sebaliknya. Mereka sudah berteman sejak duduk di bangku SD. Waktu bergulir begitu cepat hingga mereka tak menyadari sekarang telah menempati posisi SMA. Hampir setiap saat mereka selalu bersama, melewati suka duka bersama, namun semua berubah ketika mereka mulai mengenal cinta.
Krriinggg…krriinggg… Bel telah berbunyi menandakan pelajaran akan dimulai. Wali kelas datang ditemani dengan seorang wanita yang berparas cantik, ya dia adalah murid baru.
“Baik anak-anak, kita kedatangan murid baru, silahkan perkenalkan diri kamu.” ujar bu Vian selaku wali kelas.
“Hay, teman-teman, nama saya Frisca Racinta, saya pindahan dari Bandung, senang berkenalan dengan kalian.” ujar gadis itu memperkenalkan diri. Gurupun mempersilahkan Frisca duduk di depan bangku Helmi dan Ivan, lebih tepatnya sebangku dengan Indah.
“Hai, namaku Ivan.” ucap ivan memperkenalkan pada Frisca disusul dengan Helmi, “Aku Helmi.”
“Frisca.” balas frisca dengan tersenyum.
Sepertinya mereka berdua terpesona akan kehadiran gadis itu, hingga pelajaran telah usai tak ada satupun materi yang dapat ditangkap oleh mereka.
Singkat cerita sekarang mereka bertiga semakin akrab. Hingga suatu saat Ivan bercerita kepada Helmi bahwa Ivan mencintai Frisca dan berrencana akan menembaknya. Bagai disambar petir, harus Helmi akui, bahwa dia juga mencintai Frisca. Kali ini Helmi benar-benar dilema, dia harus merelakan perasaannya untuk sahabatnya atau mengakui perasaannya dan melakukan hal yang sama seperti Ivan? Namun terlambat untuk memutuskannya.
Esoknya Ivan telah menembak Frisca dan mereka resmi berpacaran, hal ini membuat Helmi menyesal, harusnya dia memperjuangkan cintanya bukan malah merelakannya,
“Kurelakan kau bersamanya Asalkan engkau bahagia aku pun turut bahagia.” gumam Helmi.
Setelah kejadian itu Helmi merasa kesepian karena Ivan sibuk dengan pacar barunya, Ivan jadi sulit ketika diajak kumpul bareng dan lebih parahnya selalu menggunakan alasan yang sama yaitu jalan bareng sama pacarnya lah, kencan lah, dan masih banyak lagi.
“Kamu udah banyak berubah, Van.” ujar Helmi lirih.
Biar bagaimanapun perlakuan Ivan terhadap Helmi tapi Ivan akan selalu menjadi sahabat Helmi. Selalu.
Hari ini ada PR Matematika sekaligus IPA, Frisca kebingungan mau mengerjakan bersama siapa, karena dia memang tak jago akan materi itu, mengingat Helmi yang lebih pintar dibanding teman-teman yang lain, akhirnya Frisca memutuskan untuk ke rumah Helmi.
Sampai di rumah Helmi, nampaknya dia terkejut akan kegatangan Frisca. ‘tumben ni anak ke rumahku’ batin Helmi keheranan.
“Frisca, ayo masuk.” ujar Helmi mempersilahkan.
“Hel, boleh ga aku ngerjain PR bareng kamu?” ucap Frisca membuka pembicaraan.
“Oh, jadi kesini mau ngerjain PR bareng, ya boleh dong, bentar ya aku ambil buku dulu.” jawab Helmi, yang tak lama kemudian sudah kembali ke ruang tamu.
Saat Frisca sedang asik belajar di rumah Helmi, tanpa mereka sadari Ivan melihat Helmi dan Frisca sendang bersenda gurau, hal itu membuat Ivan marah.
“Ivan.” ucap Frisca tak percaya.
“Van, aku bisa jelasin ini semua” ujar Helmi sambil menghampiri Ivan di depan pintu. Tanpa mau mendengarkan penjelasan dari Helmi, Ivan pun langsung pergi meninggalkan rumah Helmi.
Pada saat Helmi mengejar Ivan, tiba-tiba,
“HHHEEELLLMIII…” teriak Ivan yang melihat Helmi tertabrak mobil dan bersimpah darah dan Ivan langsung berlari menuju Helmi. Sedangkan mobil yang menabrak terus melesat meninggalkan TKP.
“Kita bawa ke rumah sakit, Van” usul Frisca kepada Ivan.
“Ttii..tidak..perlu Fris, Aku udah ga kuat juga” ujar Helmi terbata-bata.
“Gak, Hel, kamu harus kuat, kita bawa ke rumah sakit ya.” sahut Ivan disertai kehawatiran yang terlihat jelas dari raut wajahnya.
“Ga..usah..Van, aku minta maaf udah buat kamu marah…kamu salah paham, Van, kita tadi cuma belajar bareng. Memang aku mencintai Frisca, tapi itu dulu, setelah aku melihatmu bahagia bersama Frisca aku membuang jauh-jauh rasa itu.” balas Helmi dengan nada lemah bahkan sangat lemah.
“Makasih ya buat slama ini kalian udah mau jadi sahabatku…dan satu pesanku, jangan pernah kamu melupakan sahabatmu hanya karena kekasihmu, terkadang kesetiaan sahabat lebih besar dari pada kesetiaan kekasih” sambung Helmi, setelah mengucapkan kalimat itu Helmipun menghembuskan nafas terakhir dipangkuan Ivan sahabatnya.
Keluarga dan teman-teman ikut mengantarkan kepergian Helmi ketempat peristirahatannya yang terakhir disertai Isakan tangis yang terdengar dimana-mana.
Ivan masih terus memegang nisan Helmi, ia masih belum bisa menerima kenyataan ini. Frisca menenangkan Ivan dan mengajaknya pulang meninggalkan pemakaman tersebut.
Selang beberapa minggu setelah keadaan kembali normal, Frisca mengutarakan niatnya kepada Ivan.
“Van, aku mau ngomong sesuatu.”
“Aku minta putus..” lanjut Frisca dengan serius.
“Apa? Kenapa?” balas Ivan tak percaya.
“Kalau di pikir-pikir kata-kata Helmi ada benernya, aku mau kita sahabatan aja, karena kesetiaan sahabat lebih besar dibanding kekasih.” ujar Frisca dengan lega.
“Iya, oke, aku terima itu.” jawab Ivan pasrah.
Seperti yang di inginkan Frisca mereka sekarang bersahabat bahkan tak ada kata mantan diantara Frisca dan Ivan, tentunya mereka tidak melupakan Helmi yang telah mengajari serta menyadarkan mereka arti sahabat sebenarnya.
The End ^_^
Cerpen ini di sarankan oleh temenku, tapi gatau ya masih bisa dipanggil temen ato engga, hehehe -__-V dan semoga sama kayak apa yang diharapinnya.
Thanks for reading.
Salam,
Follow Me @helmicaturs